MAKALAH
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV DI SDN 009 TELUK KIAMBANG KECAMATAN
TEMPULING
OLEH
TRI
JULI ARSO
PRODI: PGMI-S1
LOKAL/SEMT : A / VI
DOSEN PENGAMPU: Hj. MISFAWATI.
SP.d., MP.d.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIURRASYIDIN
TEMBILAHAN
T.
P. 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. serta
shalawat beriring salam kita junjung kan kepada nabi besar Muhammad SAW yang
mana telah mengeluarkan kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu
seperti sekarang ini.
Terimakasih
kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyusun
makalah yang berjudul ”Meningkatan
aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang
Kecamatan Tempuling.”
dapat
tersusun dengan baik, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Demikianlah makalah ini disusun semoga dapat memberi
manfaat khususnya bagi kami sendiri dan pembaca pada umumya.
Tembilahan, 12 Mei
2013
Penulis Kelompok I
ABSTRAK
KELOMPOK I(2013): MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV DI
SDN 009 TELUK KIAMBANG KECAMATAN TEMPULING
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, pembelajaran lebih
menekankan pada peran aktif siswa dari pada peran guru, karena dalam
pelaksanaan pembelajaran guru hanya berperan sebagai motivator, mediator, fasilitator dan evaluator, dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran Ilmu
pendidikan Alam.
Kenyataannya pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling
mayoritas masih didominasi oleh guru dengan pengiplementasian strtegi yang
konvensoinal dan kurang dikombinasikan dengan strtegi pembelajaranlainnya, hal
ini menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling, untuk itu diperlukan
suatu usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan
strategi pembeajara kooperaatif tipe Jigsaw dalam
penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran
kefektifan penerapan strategi pembeajara kooperaatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan
Tempuling.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan
melalui empat langkah utama yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dalam satu siklus, dalam penelitian
ini dilakukan sebanyak satu siklus, yang melibatkan semua siswa-siswi kelas IV
yang berjumlah 15 orang siswa yang memperoleh pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan penerapan strategi pembelajara kooperaatif tipe Jigsaw. Untuk
mendapatkan data tentang aktivitas belajar siswa, peneliti menggunkan
instrument observasi aktivitas belajar siswa dan dokumentasi pelaksanaan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas dengan penerapan strategi pembelajaran kooperaatif tipe Jigsaw .
Dalam menganalisis data untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat peneliti
menganalisis data dengan teknik presentase.
Dari hasil analisis persentase aktivitas belajar siswa awal
(55%), siklus I diperoleh persentase aktivitas belajar siswa dengan persentase
63,75% dengan kategori berhasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui
penerapan strategi pembelajaran kooperaatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada mata pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas
IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................. ii
Abstrak......................................... iii
Daftar isi...................................... V
BAB I: pendahuluan.............................. 1
A. Latar belakang......................... 1
B. Identifikasi masalah................... 3
C. Batasan masalah........................ 5
D. Rumusan masalah........................ 5
E. Tujuan penulisan....................... 5
F. Manfaat penelitian..................... 6
BAB II: kajian teoritis ........................ 8
A. Aktivitas belajar siswa................ 8
1. Pengertian Aktivitas belajar siswa.. 8
2. jenis-jenis aktivitas belajar....... 9
3. prinsip-prinsip pengaktifan siswa
dalam belajar 13
4. pentingnya aktivitas dalam proses
pembelajaran 17
B. Strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jisaw
1.Pengertian Strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jisaw 19
2.langkah- langkah penerapan
Strategi kooperatif tipe Jisaw 23
3.kelebihan-kekurangan Strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jisaw............................... 25
C. Hakikat IPA............................ 27
1. Pengertian IPA...................... 28
2. Tujuan mata pelajaran IPA........... 28
3. Ruang Lingkup mata pelajaran IPA.... 29
D. Hipotesis tindakan..................... 30
BAB III: Metode penelitian...................... 31
A. Objek penelitian....................... 31
B. Setting Objek penelitian............... 31
1. Tempat penelitian.................. 31
2. Waktu penelitian.................... 32
3. Siklus penelitian................... 32
C. Teknik dan alat pengumpulan data....... 33
1.Teknik pengumpulan data.............. 33
2.Instrument pengumpulan data.......... 35
3.langkah- langkah pengumpulan data.... 36
4.Metode analisa data.................. 39
BAB IV: hasi penelitian......................... 44
A. Penjelasan persiklus................... 44
1. Siklus Pertama......................... 44
1
Perencanaan............................ 44
2
PelaKsanaan............................ 45
3
ObserVasi
dan EValuasi................. 47
4
RefleKsi............................... 48
BAB V: Kesimpulan dan Saran ................... 49
A. Kesimpulan............................. 49
B. Saran.................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu institusi
pendidikan, yang secara langsung bertanggung jawab penuh terhadap kinerja
pendidikan yang berkualitas, harus mampu membenahi segala aspek yang menjadi
wewenang dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan manajemen sekolah, diantaranya
adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih bermutu sehingga
menghasilkan output atau hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang diterapkan dikelas
juga harus memperlihatkan spesifikasi dan karakteristik mata pelalajaran serta
perkembangan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif yang
penuh semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.[1]
Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah
yang seharusnya mendapat perhatian lebih, dari berbagai pihak sekolah yang
didukung dengan pelaksanaan program-program kegiatan sekolah yang dirancang
secara sistematis dan kontinyu.
Salah satu mata pelajaran, yang memiliki
karakteristik unik yang harus mendapatkan perhatian serius adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu karakteristik unik Ilmu
Pengetahuan Alam adalah adanya pengkaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui
percobaan atau eksperimen.
Bahkan pada materi-materi tertentu tujuan
pembelajaran tidak dapat dicapai, jika tidak mengadakan percobaan atau
eksperiment dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dari sini timbul prilaku
antusias yang besar dalam diri peserta didik dan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang
berbeda, karena mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menjadi salah satu mata
pelajaran yang membosankan bagi peserta didik, yang berimbas pada rendahnya Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Hal ini dipengaruhi dari strategi mengajar
yang digunakan oleh guru. strategi mengajar adalah bagian dari perangkat alat
dan cara dalam pelaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar dan strategi ini
merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat membantu guru IPA
dilapangan untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling adalah
melalui penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw karena strategi ini merupakan
strategi menekankan pada kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
Melalui
penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak hanya
menekankan pada satu aspek kognitif saja, tetapi berusaha untuk mengembangkan
ketiga aspek tersebut melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Oleh karena itu, melalui penerapan strategi kooperatif
tipe jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan
Tempuling .
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Masih kurangnya aktivitas yang
dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
2. Interaksi dalam proses
pembelajaran lebih cenderung menekankan pada interaksi satu arah, karena
interaksi yang terjadi hanya antara guru dan siswa saja.
3. Strategi yang digunakan guru masih
menekankan pada strategi yang bersifat konvensional
(menekankan pada peran guru sebagai teacher
center dengan penerapan metode ceramah, tanya jawab dan belum
dikombinasikan dengan metode lain).
4. Pelaksanaan proses pembelajaran IPA
yang dilaksanakan guru lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif
dan psikomotorik kurang diperhatikan.
5. Belum ditemukannya Sterategi yang
tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
C. Batasan
Masalah
Dari beberapa masalah yang telah identifikasi
diatas, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti pada penelitian
ini yaitu, upaya meningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi
kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di
SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
D. Rumusan
Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan diatas maka
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan strategi kooperatif
tipe jigsaw dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang
Kecamatan Tempuling?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini
adalah “untuk mendapatkan gambaran kekefektifan penerapan strategi kooperatif
tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling”.
F. Manfaat
Penelitian
Apabila permasalahan tersebut dapat
dipecahkan dan ditemukan solusi yang tepat, maka dapat memberikan manfaat
untuk:
1.
Instansi
pendidikan;
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini di
harapkan akan memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas
pembelajaran IPA.
2.
Guru;
Membantu untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran yang mereka hadapi, sehingga dapat menambah wawasan atau
pengetahuan serta keterampilan yang dapat di jadikan sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakannya.
3.
Siswa;
Akan memperoleh pembelajaran IPA yang sangat
bermakna, terasa menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa
tentang materi pembelajaran IPA karena melibatkan siswa secara langsung dengan
berbagai aktivitas belajar siswa dengan penerapan berbagai macam keterampilan
dalam strategi kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran IPA di kelas.
4.
Bagi
peneliti;
Sebagai bahan masukan yang sangat bermanfaat
untuk dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai Calon
guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di lapangan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Aktivitas
Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa akan diteliti dalam
beberapa bagian, yang meliputi pengertian aktivitas belajar siswa, jenis-jenis
aktivitas belajar siswa, prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar dan
pentingnya aktivitas dalam belajar.
1. Pengertian
Aktivitas Belajar Siswa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
“aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan”. Menurut Mulyono “aktivitas belajar
adalah kegiatan atau keaktifan, jadi segala yang dilakukan atau
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas”.
Menurut Sriyono “aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik jasmani atau rohani”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk
kognitif, afektif dan psikomotorik dalam
mengikuti proses pembelajaran, bukan sekedar pada penekanan satu aspek saja.
Berdasarkan pengertian di atas, aktivitas
sangat penting dalam belajar, karena pada dasarnya belajar itu adalah berbuat “learning by doing”, berbuat untuk
mengubah tingkah laku.
Oleh Karena itu, aktivitas merupakan prinsip
atau asas yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik
harus aktif dalam berbuat, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat
diperlukan adanya aktivitas tanpa aktivitas proses pembelajaran tidak mungkin
akan berlangsung dengan baik.
2. Jenis-jenis
Aktivitas
Banyak
macam-macam kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah, tidak hanya mendengarkan
atau mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah, karena aktivitas tersebut
banyak jenisnya maka para ahli mengadakan klasifikasi mengenai jenis-jenis
aktivitas tersebut, yang meliputi pendapat :
1.
Menurut Paul B.Diedrich yang dikutip
dalam buku yang berjudul Asas-Asas Pendidikan karangan S. Nasution, membagi
aktivitas kedalam delapan kelompok, yang meliputi:
a. Visual Activities (Kegiatan Visual)
kegiatan ini meliputi
kegiatan membaca, mengamati pekerjaan orang lain, melakukan percobaan,
mengamati gambar.
b. Oral Activities (Kegiatan Lisan)
Meliputi kegiatan
Mengemukakan pendapat, mengemukakan suatu fakta, bertanya dan menjawab
pertanyaan secara lisan, melakukan diskusi dan melakukan interviu.
c. Listening Activities (mendengarkan)
Meliputi kegiatan
mendengarkan uraian, percakapan dan diskusi.
d. Writing Activities (Kegiatan Menulis)
Meliputi kegiatan-kegiatan
seperti: menulis laporan, hasil penelitian, menulis cerita, membuat karangan,
mengerjakan tes atau soal, menyalin dan mengisi angket.
e. Drawing Activities (Kegiatan Menggambar)
Meliputi kegiatan
membuat peta, pola, chart dan diagram.
f. Motor Activities (Kegiatan Metrik)
Meliputi kegiatan
melakukan percobaan atau eksperimen, membuat
konstruksi dan model.
g. Mental Activities (Kegiatan Mental)
Meliputi Kegiatan yang
sifatnya menekankan pada mental seperti kegiatan merenungkan, mengingat, menganalisis
masalah dan soal, memecahkan masalah dan
soal tersebut dan menarik kesimpulan.
h. Emotional activities (Kegiatan Emosi)
Meliputi
kegiatan-kegiatan yang sifat emosi misalnya minat, perasaan berani, perasaan
tenang, perasaan gugup, perasaan gembira.[2]
2.
Menurut Gertude M. Whipple yang
dikutip dalam buku Proses Belajar Mengajar yang dikarang oleh Oemar Hamalik,
membagi kegiatan siswa sebagai berikut:
a. Bekerja Dengan
Alat-alat Visual
1.
Mengumpulkan
gambar-gambar dan bahan ilustrasi
2.
Mempelajari
berbagai gambar-gambar, mengajukan pertanyaan dan melihat slide film
3.
Pameran
4.
Mencatat
pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat
5.
Memilih
alat-alat visual ketika memberikan laporan secara lisan
6.
Menyusun
pameran,menulis table
7.
Mengatur
file material untuk digunakan kelak.
b.
Ekskursi dan Trip
1.
Mengunjungi
museum, akuarium dan kebun binatang.
2.
mengundang
lembaga atau jawatan yang dapat memberikan keterangan dan bahan masukan dan
menyaksikan demonstrasi.
c.
Mempelajari Masalah-masalah
1.
Mencari
informasi untuk memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan penting
2.
Mempelajari
ensiklopedia dan referensi
3.
Membuat
catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan
4. Melakukan eksperimen
5. Mempersiapkan dan memberikan
laporan-laporan lisan yang bersifat informative
6. Membuat rangkuman,menulis laporan
7. Mempersiapkan daftar bacaan yang
akan digunakan dalam belajar
8. Membawa buku-buku dari rumah atau
dari perpustakaan untuk melengkapi referensi
9. Menafsirkan peta, menentukan
lokasi-lokasi dan mengorganisasikan bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau
laporan lisan.
3. Prinsip-Prinsip Pengaktifan Siswa Dalam Belajar
Untuk
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar khususnya dalam mengikuti proses
pembelajaran IPA sebaiknya guru membuat pembelajaran tersebut menjadi terasa
menantang, dapat memotivasi daya cipta siswa untuk dapat menemukan dan dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru hendaknya mengenal dan
mengahayati prinsip-prinsip pengaktifan siswa yang di landasi dengan penelitian
psikologi belajar dalam proses pembelajarn, yang meliputi prinsip:
1. Prinsip Motivasi
Motivasi
berasal dari kata motif yang berarti
daya yang berasal dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
sesuatu. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya berperan sebagai pendorong atau
motivator yang memberikan motivasi
kepada siswa agar motif-motif positif yang ada dalam diri siswa untuk dapat
dibangkitkan, dikembangkan bahkan ditingkatkan.
2. Prinsip Latar atau
konteks
Kegiatan
proses pembelajaran tidak hanya terjadi dalam kekosongan atau hampa, karena
siswa yang mempelajari sesuatu hal yang baru telah mengetahui hal-hal yang lama
secara langsung atau tidak langsung berkaitan. Oleh karena itu, guru hendaknya
dapat menyelidiki pengetahuan, perasaan, keterampilan, sikap dan pengalaman
yang telah dimiliki oleh siswa yang akan dihubungkan dengan bahan atau materi
pelajaran baru yang akan dipelajari siswa atau yang akan diajarkan guru.
3.
Prinsip Keterarahan Kepada Titik Pusat Fokus Tertentu
Pembelajaran
yang telah direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu akan mampu
mengkaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran, titik pusat atau
focus dapat tercipta melalui upaya untuk merumuskan masalah yang hendak
dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan merumuskan
konsep yang hendak ditemukan melalui titik pusat yang mengarahkan kepada tujuan
yang hendak dicapai.
4. Prinsip Hubungan
Sosial atau Sosialisasi
Dalam
belajar siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya,
karena ada dalam kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika
dikerjakan secara bersama-sama.
5. Prinsip Belajar
Sambil Bekerja
Pada
hakikatnya siswa belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas, bekerja
merupakan tuntutan pernyataan diri siswa, karena itu siswa perlu diberikan
kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang sifatnya nyata yang
melibatkan kegiatan otot dan otak, sehingga apa yang diperoleh siswa melalui
kegiatan bekeja mencari dan menemukan sendiri tidak akan mudah dilupakan, karena
tertanam dalam hati sanubari dan pikiran siswa.
6.
Prinsip Individualisasi
Pada
dasarnya tentu saja siswa memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan yang
lainnya, misalnya dalam kadar intelegensi,
kegemaran dan bakat, latar belakang keluarga, sifat dan kebiasaan, oleh karena
itu guru seyogyanya tidak memperlakukan siswa seolah-olah sama.
7. Prinsip Menemukan
Guru
tidak seharusnya menjejalkan seluruh informasi kedalam benak siswa, karena pada
hakikatnya siswa telah memiliki potensi dalam dirinya untuk itu, biarkanlah dan
berilah kesempatan kepada siswa untuk dapat mencari dan menemukan sendiri dan
informasi yang disampaikan oleh guru hendaknya di batasi pada
informasi-informasi yang benar-benar mendasar dan siswa diberikan peluang untuk
mencari dan menemukan sendiri, maka siswa akan merasakan getaran-getaran
pikiran, perasaan dan hati, melalui getaran-getaran dalam diri siswa akan
membuat kegiatan belajar tidak membosankan malah menarik minat siswa untuk
belajar dan melakukan berbagai aktivitas dalam belajar.
8.
Prinsip Pemecahan Masalah
Seluruh
kegiatan siswa akan terarah memecahkannya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.[3]
4. Pentingnya Aktivitas Dalam Proses Pembelajaran
Penggunaan asas aktivitas sangat besar nilainya
dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa, hal ini karena aktivitas
memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran karena:
a.
Siswa
mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
b.
Berbuat
sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral
c.
Memupuk
kerja sama yang harmonis dikalangan siswa
d.
Siswa
bekerja sesuai dengan tingkat perkembangannya dan dapat meningkatkan minat
belajar siswa
e.
Memupuk
disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
f.
Pembelajaran
diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga dapat mengembangkan
pemahaman dan berpikir kritis serta mengurangi verbalisasi
g.
Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagai aktivitas mana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat
h.
Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat serta hubungan antara orang tua dan
guru[4].
i.
Guru dapat mengetahui dan dapat mengembangkan kompetensi/kemampuan yang
dimiliki oleh siswa.
j. Dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar.
Oleh
karena itu peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dikatakan meningkatnya
jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang
bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi
membahas materi pembelajaran, pendekatan yang berpusat pada siswa (student center), salah satunya adalah
pendekatan keterampilan proses yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa
kedalam situasi yang lebih kondusif karena siswa kebih berperan aktif dan lebih
terbuka serta sensitif terhadap kegiatan belajar mengajar.
Indikator
aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari:
1.
Mayoritas siswa melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di kelas, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, megeluarkan pendapat atau
ide maupun saran dalam proses pembelajaran
2.
Mayoritas peserta didik mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan yang
terdapat dalam pendekatan keterampilan proses.
B. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pembelajaran secara umum adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku
siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe
jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung
jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan
bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan
dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas,
kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins
(Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw
dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini
dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun
mendengarkan. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama
siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah
informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka tipe model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain.[5]
Jigsaw didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,
tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan
yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie,A., 1994).
Para anggota dari tim – tim yang
berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu
satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka.
Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan
kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu
kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa
ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok
asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
2. Langkah-langkah
penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw
a. Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai
berikut :
·
Guru
membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri
dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok
asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian
materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dalam teknik Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas
mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan
materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut
kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan
bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana
menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini
oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan
jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan
pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa
akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal
yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke
kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam
kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok
ahli maupun kelompok asal.
·
Setelah
siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya
dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah
satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar
guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan.
·
Guru
memberikan kuis untuk siswa secara individual.
·
Guru
memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor
kuis berikutnya.
·
Materi
sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.
·
Perlu
diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu
dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Kelebihan dan Kekurangan strategi
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
a. Kelebihan dan
Kekurangan Pembelajaran Metode Jigsaw
1. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sebagai berikut:
·
Siswa
diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
·
Siswa
yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
·
Menerapkan
bimbingan sesama teman
·
Rasa
harga diri siswa yang lebih tinggi
·
Memperbaiki
kehadiran
·
Penerimaan
terhadap perbedaan individu lebih besar
·
Sikap
apatis berkurang
·
Pemahaman
materi lebih mendalam
·
Meningkatkan
motivasi belajar
·
Dalam
proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
·
Setiap
anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
·
Dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain
·
Setiap
siswa saling mengisi satu sama lain.
2
Kekurangan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut;
·
Keadaan
kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran
kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru
·
Jika
guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan
kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan macet
·
Siswa
lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
·
Jika
jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota
yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
·
Membutuhkan
waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan
baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh
serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
C. Hakikat
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hakikat
Ilmu Pengetahuan Alam akan dibahas dalam beberapa bagian, yaitu: pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam, tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan ruang
lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berisi kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip semata
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar.[6]
2. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA)
Adapun tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan
alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu
siswa, sikap positif dan kesadaran siswa tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4.
Mengembangkan
keterampilan proses untuk dapat melakukan penyelidikan terhadap alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Dan
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Adapun
ruang lingkup mata pelajaran di SD/MI meliputi:
1. Mahluk hidup dan proses kehidupan,
yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta
kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan
kegunaanya meliputi benda cair, benda padat dan benda gas.
3. Bumi dan alam semesta meliputi
tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.
4. Energi dan perubahannya: gaya,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.[7]
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru berdasarkan pada fakta empiris.[8]
Hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan
hipotesis kerja dengan memberikan suatu tindakan tertentu yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
“penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw Dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di
SDN SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling”.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Objek
Tindakan
Penelitian
tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas. Oleh Karena itu, yang menjadi fokus tindakan dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV di SDN. 009.
Teluk Kiambang yang berjumlah sebanyak 15 orang siswa dengan komposisi
2laki-laki dan 13 perempuan dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009.
Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
B.
Setting Objek Penelitian
Setting
objek penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu pelaksanaan penelitian
dan siklus dalam penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN. 009.
Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
2. Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan selama kurang lebih selama tiga bulan dari minggu ke-1 bulan
april tahun 2013 sampai dengan minggu ke-4 bulan mei tahun 2013.
3. Siklus Penelitian
Penelitian
ini dilakukan melalui dua siklus untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai
aktivitas belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling, yang
meliputi beberapa kegiatan inti dengan menerapkan langkah pelaksanaan
penelitian model Kemmis dan Mc Taggart,[9]
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan
digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini, untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.[10]
Teknik observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan Strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu dialog yang
dilakukan oleh pewawancara dengan narasumber untuk memperoleh informasi dari
sumber data.[11] Untuk
mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan Strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, pada pelaksanaan roses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikelas.
c. Tes
Tes
instrument pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif
atau tingkat penguasaan materi pembelajaran, tes dipergunakan untuk mendapatkan
data tentang hasil belajar siswa.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai
hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.[12]
Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk
mengetahui data atau informasi mengenai profil sekolah dan data-data yang lain
yang dapat mendukung peelitian ini.
2. Instrumen
Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan:
a. Observasi
Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas
belajar siswa dan kegitan guru dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b.
Wawancara
Menggunakan
lembar panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa, guru mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan teman sejawat atau kolaborator tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
c.
Tes
menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
d. Studi Dokumentasi
Mengunakan
Lembar dokumentasi dari guru mata pelajara Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Langkah-langkah Pengumpulan
Data
Proses
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggart dalam perencanaanya menggunakan sistem refleksi diri yang terdiri dari
empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (action)
3. Pengamatan (observing)
4.
Refleksi (reflecting)
Dalam
penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah:
Pertama:
Observasi atau pengamatan sebagai gambaran keadaan pertama untuk
mengetahui penerapan Strtegi kooperatif tipe jigsaw, dengan rincian sebagai berikut:
a.
Menganalisis
rencana pelaksanaan pembelajaran IPA
b.
Mengobservasi
kondisi kelas
c.
Mengobservasi
kegiatan siswa
d.
Mengobservasi
cara mengajar guru
e.
Respon
atau tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran IPA
f.
Pengusaan
materi ajar siswa dan guru
g.
Pelaksanaan
evaluasi belajar.
Kedua:
Dari hasil pengamatan pada tahap pertama kemudian tim peneliti
merancang tindakan atau tahap perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan
prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di
SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan
Tempuling.
Ketiga:
Melaksanakan kegiatan atau tahap pelaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disertai dengan tahap observasi dengan
menggunakan lembar observasi mengenai:
a. Prilaku siswa
b. Proses pembelajaran
c. Aktivitas belajar
d. Perubahan-perubahan yang terjadi
Keempat:
Berdasarkan
hasil pemantauan berdasarkan observasi yang telah di lakukan terhadap
pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw di tahap pelaksanaan, dapat di refleksikan terhadap rencana awal, untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan, permasalahan yang ada, mengenai penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
Kelima:
Dari hasil refleksi, dapat dibuat revisi untuk perbaikan rencana awal
untuk siklus berikutnya (replaning).
Dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, Langkah-langkah penelitian di atas
dilakukan dalam 2 siklus, sehingga dapat ditemukan informasi dan data yang
obyektif, valid dan konsisten.
4.
Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dari lapangan berupa data
hasil dari beberapa instrument pengumpulan data, akan dianalisis dari
pelaksanaan penelitian persiklus. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan
teknik triangulasi data.[13]
Teknik triangulasi merupakan suatu cara untuk
mendapatkan data yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi
itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah dalam menggambil
keputusan, hal ini dilakukan karena masing-masing instrument pengumpulan data
memiliki kekurangan dan kelebihan.
Untuk
itu diperlukan data-data sebagai berikut, kemudian data-data ini diolah melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Mereduksi
Data
Reduksi
data merupakan langkah awal dalam menganalisa data, ini berguna untuk
mempermudah pemahaman terhadap data yang telah diperoleh. Lengkah ini Merupakan
kegiatan untuk menyeleksi data dan menggelompokkan data sesuai dengan fokus
permasalahan yang dapat memberikan gambaran tentang hasil penelitian.
2.
Mendeskripsikan
Data
Data-data
yang telah diseleksi kemudian di klasifikasi berdasarkan tujuan. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan mengolah data menjadi bermakna dan mengambil
keputusan berdasarkan presentase keberhasilan. Dengan tahapan observasi,
perencanaan dan rancangan penerpan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. (sesuai dengan langkah-langkah strategi
Jigsaw), diskusi dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus dalam
penelitian ini.
3. Analisis dan Interpretasi data
Analisis
dan Interpretasi data dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan dalam penelitian dan mengetahui keberhasilan dari
pengimplementasi penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas IV di SDN.
009. Teluk Kiambang
Kecamatan Tempuling.
Dalam
menganalisis data, peneliti menggunakan rumus persentase keberhasilan yang dinyatakan
dalam angka persentase. Dilakukan dengan cara membagi antara (F) dan (N) dan
dikali dengan 100, dengan rumus sebagai berikut:
F
P = X 100
N
Keterangan:
P = Persentasi nilai aktivitas belajar siswa
F = Jumlah siswa yang aktif dalam belajar
N = Jumlah siswa keseluruhan.
Untuk menentukan kriteria keberhasilan
aktivitas belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling dapat
ditentukan dengan persentase sebagai berikut:
a.
81-100%
sangat efektif
b.
61-80%
efektif
c.
41-60%
cukup efektif
d.
21-40%
kurang efektif
e.
0-20%
tidak efektif.[14]
4. Kesimpulan
Setelah
data-data yang ada di analisis dan diinterpretasikan kemudian di ambil
kesimpulan. Kesimpulan merupakan pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan
di mana kesimpulan tersebut diarahkan pada pokok permasalahan yang diteliti.
Pengambilan kesimpulan ini dilakukan secara
bertahap, pertama berupa kesimpulan sementara, dengan bertambahnya data maka
perlu dilakukan verifikasi data yaitu
dengan mempelajari kembali data-data yang ada.
Disamping itu juga dilakukan dengan cara
meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini,
yaitu observer.
Perkembangan setiap siklus dapat diamati pada hasil
penganalisisan data. Bila dalam kegiatan penelitian yang dilakukan sudah sesuai
dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang sudah direncanakan,
maka tujuan sudah tercapai.
Dengan demikian, melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat
direkomendasikan sebagai salah satu cara peningkatan pelaksanaan pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata Ilmu Pengetahuan Alam.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
A. Penjelasan
Persiklus
Hasil dan pembahasan penelitian diuraikan dalam tahapan yang
berupa siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar di kelas yang dilakukan dalam dua siklus dalam pelaksanaan penelitian
sebagai mana dipaparkan sebagai berikut.
1. Siklus
Pertama
Siklus pertama terdiri
dari empat tahap yakni, perencanaan, observasi, pelaksanaan dan refleksi serta replaning, sebagai berikut:
1. Perencanaan
a.
Tim
peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menetukan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b.
Membuat
Silabus pembelajaran
c.
Membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
d.
Membuat
Lembar Kerja Siswa
e.
Membuat
media pembelajaran
f.
Membuat
Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian
g.
Menyusun
alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan.
Pelaksanaan awal pada siklus pertama
berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sudah sesuai dengan rencana yang telah
direncanakan, hal ini dikarenakan siswa:
a.
Sebagian siswa memhami dengan kondisi pelaksanaan proses pembelajaran dengan
penerapan strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam didalamnya.
b. Sebagian siswa sudah bersikap aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran IPA.
Hal ini dapat dilakukan dengan upaya sebagai
berikut:
a.
Guru memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa untuk berani bertanya,
mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari
teman.
b. Guru
membantu siswa yang belum memahami langkah-langkah pelaksanaan penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam
proses pembelajaran.
Kemudian guru melaksanaan tindakan sebagai berikut:
a.Guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, mengenai materi yang akan
diajarkan.
b.Guru
membagi siswa dan siswinya menjadi tiga kelompok yang terdiri dari lima orang
siswa perkelompok.
c.Masing-masing
kelompok diberikan tugas untuk melakukan diskusi dan mengikuti petunjuk yang
telah diberikan guru untuk menyelesaikan tugas tersebut.
d.Guru mengamati kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas yang
sedang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apa bila terdapat siswa yang
sedang mengalami kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
e.Setelah
semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kepada masing-masing
kelompok ahli untuk menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok asal secara
bergantian.
f.Berdasarkan
hasil diskusi dan presentasi siswa, guru menjelaskan materi dan menyempurnakan
hasil pengamatan siswa.
Pada
akhir pelaksanaan siklus pertama berdasarkan hasil pengamatan guru, peneliti
dan kolaborator/teman sejawat dapat disimpulkan bahwa:
a. Siswa mulai berani untuk
mengeluarkan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru maupun dari
temannya sendiri.
b. Siswa mulai terbiasa melakukan
pembelaran dengan strategi kooperatif tipe Jigsaw.
3 Observasi
dan Evaluasi
Berikut
ini akan dipaparkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil evaluasi siklus
I.
a.
Hasil
Observasi Awal dan Siklus I
Hasil observasi
aktivitas belajar siswa pada proses belajar mengajar IPA kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang sebelum penelitian dengan
penerapan strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw. diperoleh hasil sebagai berikut:
Dalam
mengikuti proses pembelajaran IPA dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas
belajar siswa pada siklus pertama pada mata pelajaran IPA di IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling,
dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup aspek menyimak informasi guru,
Melakukan kegiatan Bertanya kepada guru, Bertanya jawab antar siswa, Kerja
kelompok, Kerja individu, Melakukan diskusi,
Mencatat informasi dari teman dan guru, Menjawab pertanyaan dari guru,
Memanfaatkan bahan belajar, Menulis hasil diskusi , Melaporkan hasil diskusi dan
Menyampaikan.
4.Refleksi
(Reflecting)
Adapun
keberhasilan yang diperoleh selama siklus ke-1 adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas belajar siswa dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV sudah mengarah kearah yang lebih baik.
2) Meningkatnya aktivitas belajar
siswa juga berdampak pada melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai
materi pembelajaran IPA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
temuan dan hasil penelitian tindakan kelas yang ditemukan penulis sebagaimana
yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
kelas IV di SDN.
009. Teluk Kiambang
Kecamatan Tempuling.
B. Saran
Setelah
terbuktinya strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, maka peneliti sarankan hal-hal sebagai berikut:
1.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan menjadikan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai
alternative untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
2.
Karena
kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan
kegiatan pembelajaran dengan penerapan strategi ini terus dilakukan secara
berkesinambungan pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam pada khususnya dan
mata pelajaran lain pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, (2004), Pengelolaan Pengajaran, Ujung Pandang:
Bintang Selatan.
Amirul Hadi dan Haryono, (1998), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:
Pustaka Setia.
Anita Lie, (2002), COOPERATIVE
LEARNING Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.
Conny semiawan, dkk, (1992), Pendekatan
Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional, (2007), Standar
Kompetensi Lulusan di SD, Jakarta: BSNP.
Oemar Hamalik, (2001), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi
Aksara.
Riduwan, dkk , (2005), Belajar
Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, Bandung:
Alfabeta.
S.Nasution, (2008), Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi
aksara.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitan Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta.
Wina Sanjaya, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada
Media Group.
[2]S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2008), hlm. 91
[3] Conny semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta:
Gramedia, 1992), hlm. 9
[4] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), hlm.175.
[5] Anita
Lie, COOPERATIVE
LEARNING Mempraktikkan
Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2002) hlm.
68.
[6] Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Lulusan di SD,
(Jakarta: BSNP, 2007), hlm.31
[7] Depertemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 32
[8]Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 80
[9]Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009),
hlm. 54
[10]Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 129
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 126.
[12]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitan Edisi Revisi V, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 206.
[13]Wina Sanjaya, Op.,cit, hlm.112
[14]Riduwan, dkk., Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru,
Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 89.