Kamis, 16 Mei 2013

PTK



MAKALAH
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV DI SDN 009 TELUK KIAMBANG KECAMATAN TEMPULING
LOGO STAI.jpg


OLEH
TRI JULI ARSO
 PRODI: PGMI-S1
LOKAL/SEMT : A / VI
DOSEN PENGAMPU: Hj. MISFAWATI. SP.d., MP.d.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIURRASYIDIN
TEMBILAHAN
                   T. P. 2012/2013



KATA PENGANTAR
                           
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. serta shalawat beriring salam kita junjung kan kepada nabi besar Muhammad SAW yang mana telah mengeluarkan kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh ilmu seperti sekarang ini.
Terimakasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah membantu kami dalam menyusun makalah yang berjudul ”Meningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.”
dapat tersusun dengan baik, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Demikianlah makalah ini disusun semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi kami sendiri dan pembaca pada umumya.

Tembilahan, 12 Mei  2013
                                                                                                               
Penulis Kelompok I                                                                        
ABSTRAK

KELOMPOK I(2013):  MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV DI SDN 009 TELUK KIAMBANG KECAMATAN TEMPULING

Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, pembelajaran lebih menekankan pada peran aktif siswa dari pada peran guru, karena dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya berperan sebagai motivator, mediator, fasilitator dan evaluator, dalam proses pembelajaran, termasuk pembelajaran Ilmu pendidikan Alam.
Kenyataannya pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling mayoritas masih didominasi oleh guru dengan pengiplementasian strtegi yang konvensoinal dan kurang dikombinasikan dengan strtegi pembelajaranlainnya, hal ini menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling, untuk itu diperlukan suatu usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan strategi pembeajara kooperaatif tipe Jigsaw dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kefektifan penerapan strategi pembeajara kooperaatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan,  pelaksanaan, pengamatan dan refleksi dalam satu siklus, dalam penelitian ini dilakukan sebanyak satu siklus, yang melibatkan semua siswa-siswi kelas IV yang berjumlah 15 orang siswa yang memperoleh pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan penerapan strategi pembelajara kooperaatif tipe Jigsaw. Untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar siswa, peneliti menggunkan instrument observasi aktivitas belajar siswa dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas dengan penerapan strategi pembelajaran kooperaatif tipe Jigsaw . Dalam menganalisis data untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat peneliti menganalisis data dengan teknik presentase.
Dari hasil analisis persentase aktivitas belajar siswa awal (55%), siklus I diperoleh persentase aktivitas belajar siswa dengan persentase 63,75% dengan kategori berhasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran kooperaatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas  belajar siswa pada mata pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
































Kata Kunci: Aktivitas Belajar, strategi pembelajaran kooperaatif tipe Jigsaw.

DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................. ii
Abstrak......................................... iii
Daftar isi...................................... V
BAB I: pendahuluan.............................. 1
A. Latar belakang......................... 1
B. Identifikasi masalah................... 3
C. Batasan masalah........................ 5
D. Rumusan masalah........................ 5
E. Tujuan penulisan....................... 5
F. Manfaat penelitian..................... 6
BAB II: kajian teoritis ........................ 8
A. Aktivitas belajar siswa................ 8
1. Pengertian Aktivitas belajar siswa.. 8
2. jenis-jenis aktivitas belajar....... 9
3. prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar   13
4. pentingnya aktivitas dalam proses pembelajaran    17  
B. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jisaw
1.Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jisaw  19
2.langkah- langkah penerapan Strategi kooperatif tipe Jisaw    23
3.kelebihan-kekurangan Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jisaw............................... 25
C. Hakikat IPA............................ 27
1. Pengertian IPA...................... 28
2. Tujuan mata pelajaran IPA........... 28
3. Ruang Lingkup mata pelajaran IPA.... 29
D. Hipotesis tindakan..................... 30
BAB III: Metode penelitian...................... 31
A. Objek penelitian....................... 31
B. Setting Objek penelitian............... 31
1. Tempat  penelitian.................. 31
2. Waktu penelitian.................... 32
3. Siklus penelitian................... 32 
C. Teknik dan alat pengumpulan data....... 33
1.Teknik pengumpulan data.............. 33
2.Instrument pengumpulan data.......... 35
3.langkah- langkah pengumpulan data.... 36
4.Metode analisa data.................. 39 
BAB IV: hasi penelitian......................... 44
A. Penjelasan persiklus................... 44
1. Siklus Pertama......................... 44
1   Perencanaan............................ 44
2   PelaKsanaan............................ 45
3   ObserVasi dan EValuasi................. 47
4   RefleKsi............................... 48
BAB V: Kesimpulan dan Saran  ................... 49
A. Kesimpulan............................. 49
B. Saran.................................. 49
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan, yang secara langsung bertanggung jawab penuh terhadap kinerja pendidikan yang berkualitas, harus mampu membenahi segala aspek yang menjadi wewenang dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan manajemen sekolah, diantaranya adalah peningkatan proses pembelajaran agar menjadi lebih bermutu sehingga menghasilkan output atau hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang diterapkan dikelas juga harus memperlihatkan spesifikasi dan karakteristik mata pelalajaran serta perkembangan peserta didik sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif yang penuh semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.[1]
Kegiatan pembelajaran yang seperti inilah yang seharusnya mendapat perhatian lebih, dari berbagai pihak sekolah yang didukung dengan pelaksanaan program-program kegiatan sekolah yang dirancang secara sistematis dan kontinyu. 
Salah satu mata pelajaran, yang memiliki karakteristik unik yang harus mendapatkan perhatian serius adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Salah satu karakteristik unik Ilmu Pengetahuan Alam adalah adanya pengkaitan konsep dengan kehidupan nyata melalui percobaan atau eksperimen.
Bahkan pada materi-materi tertentu tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai, jika tidak mengadakan percobaan atau eksperiment dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, dari sini timbul prilaku antusias yang besar dalam diri peserta didik dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
 Kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda, karena mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menjadi salah satu mata pelajaran yang membosankan bagi peserta didik, yang berimbas pada rendahnya  Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Hal ini dipengaruhi dari strategi mengajar yang digunakan oleh guru. strategi mengajar adalah bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar dan strategi ini merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat membantu guru IPA dilapangan untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling adalah melalui penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw karena strategi ini merupakan strategi menekankan pada kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
  Melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini tidak hanya menekankan pada satu aspek kognitif saja, tetapi berusaha untuk mengembangkan ketiga aspek tersebut melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Oleh karena itu, melalui penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
B.  Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1.  Masih kurangnya aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
2.  Interaksi dalam proses pembelajaran lebih cenderung menekankan pada interaksi satu arah, karena interaksi yang terjadi hanya antara guru dan siswa saja.
3.  Strategi yang digunakan guru masih menekankan pada strategi yang bersifat konvensional (menekankan pada peran guru sebagai teacher center dengan penerapan metode ceramah, tanya jawab dan belum dikombinasikan dengan metode lain).
4.  Pelaksanaan proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan guru lebih menekankan pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan.
5.  Belum ditemukannya Sterategi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .


C.  Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang telah identifikasi diatas, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu, upaya meningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling .
  
D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan diatas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw   dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah “untuk mendapatkan gambaran kekefektifan penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling”.
F. Manfaat Penelitian
Apabila permasalahan tersebut dapat dipecahkan dan ditemukan solusi yang tepat, maka dapat memberikan manfaat untuk:
1.    Instansi pendidikan;
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini di harapkan akan memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran IPA.
2.    Guru;
Membantu untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi, sehingga dapat menambah wawasan atau pengetahuan serta keterampilan yang dapat di jadikan sebagai upaya untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakannya.

3.    Siswa;
Akan memperoleh pembelajaran IPA yang sangat bermakna, terasa menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman bagi siswa tentang materi pembelajaran IPA karena melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai aktivitas belajar siswa dengan penerapan berbagai macam keterampilan dalam strategi kooperatif tipe jigsaw dalam proses pembelajaran IPA di kelas.
4.    Bagi peneliti;
Sebagai bahan masukan yang sangat bermanfaat untuk dapat meningkatkan wawasan peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai Calon guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran di lapangan.
















BAB II
KAJIAN TEORITIS

A.  Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa akan diteliti dalam beberapa bagian, yang meliputi pengertian aktivitas belajar siswa, jenis-jenis aktivitas belajar siswa, prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar dan pentingnya aktivitas dalam belajar.
1.  Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan”. Menurut Mulyono “aktivitas belajar adalah kegiatan atau keaktifan, jadi segala yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas”.
Menurut Sriyono “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik jasmani atau rohani”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan aktivitas belajar merupakan keterlibatan siswa dalam bentuk kognitif, afektif dan psikomotorik dalam mengikuti proses pembelajaran, bukan sekedar pada penekanan satu aspek saja.
Berdasarkan pengertian di atas, aktivitas sangat penting dalam belajar, karena pada dasarnya belajar itu adalah berbuat “learning by doing”, berbuat untuk mengubah tingkah laku.
Oleh Karena itu, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran dan peserta didik harus aktif dalam berbuat, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas tanpa aktivitas proses pembelajaran tidak mungkin akan berlangsung dengan baik.
2.  Jenis-jenis Aktivitas
Banyak macam-macam kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah, tidak hanya mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah, karena aktivitas tersebut banyak jenisnya maka para ahli mengadakan klasifikasi mengenai jenis-jenis aktivitas tersebut, yang meliputi pendapat :
1. Menurut Paul B.Diedrich yang dikutip dalam buku yang berjudul Asas-Asas Pendidikan karangan S. Nasution, membagi aktivitas kedalam delapan kelompok, yang meliputi:
a. Visual Activities (Kegiatan Visual)
kegiatan ini meliputi kegiatan membaca, mengamati pekerjaan orang lain, melakukan percobaan, mengamati  gambar.
b. Oral Activities (Kegiatan Lisan)
Meliputi kegiatan Mengemukakan pendapat, mengemukakan suatu fakta, bertanya dan menjawab pertanyaan secara lisan, melakukan diskusi dan melakukan interviu.
c. Listening Activities (mendengarkan)
Meliputi kegiatan mendengarkan uraian, percakapan dan diskusi.
d. Writing Activities (Kegiatan Menulis)
Meliputi kegiatan-kegiatan seperti: menulis laporan, hasil penelitian, menulis cerita, membuat karangan, mengerjakan tes atau soal, menyalin dan mengisi angket.
e. Drawing Activities (Kegiatan Menggambar)
Meliputi kegiatan membuat peta, pola, chart dan diagram.
f. Motor Activities (Kegiatan Metrik)
Meliputi kegiatan melakukan percobaan atau eksperimen, membuat konstruksi dan model.
g. Mental Activities (Kegiatan Mental)
Meliputi Kegiatan yang sifatnya menekankan pada mental seperti kegiatan merenungkan, mengingat, menganalisis masalah dan soal,  memecahkan masalah dan soal tersebut dan menarik kesimpulan.
h. Emotional activities (Kegiatan Emosi)
Meliputi kegiatan-kegiatan yang sifat emosi misalnya minat, perasaan berani, perasaan tenang, perasaan gugup, perasaan gembira.[2]
2. Menurut Gertude M. Whipple yang dikutip dalam buku Proses Belajar Mengajar yang dikarang oleh Oemar Hamalik, membagi kegiatan siswa sebagai berikut:
a. Bekerja Dengan Alat-alat Visual
1.    Mengumpulkan gambar-gambar dan bahan ilustrasi
2.    Mempelajari berbagai gambar-gambar, mengajukan pertanyaan dan melihat slide film
3.    Pameran
4.    Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat
5.    Memilih alat-alat visual ketika memberikan laporan secara lisan
6.    Menyusun pameran,menulis table
7.    Mengatur file material untuk digunakan kelak.
b. Ekskursi dan Trip
1.    Mengunjungi museum, akuarium dan kebun binatang.
2.    mengundang lembaga atau jawatan yang dapat memberikan keterangan dan bahan masukan dan menyaksikan demonstrasi.
c. Mempelajari Masalah-masalah
1.    Mencari informasi untuk memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan penting
2.    Mempelajari ensiklopedia dan referensi
3.    Membuat catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan
4. Melakukan eksperimen
5. Mempersiapkan dan memberikan laporan-laporan lisan yang bersifat informative
6. Membuat rangkuman,menulis laporan
7. Mempersiapkan daftar bacaan yang akan digunakan dalam belajar
8. Membawa buku-buku dari rumah atau dari perpustakaan untuk melengkapi referensi
9. Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi dan mengorganisasikan bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau laporan lisan.
3. Prinsip-Prinsip Pengaktifan Siswa Dalam Belajar
Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar khususnya dalam mengikuti proses pembelajaran IPA sebaiknya guru membuat pembelajaran tersebut menjadi terasa menantang, dapat memotivasi daya cipta siswa untuk dapat menemukan dan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu guru hendaknya mengenal dan mengahayati prinsip-prinsip pengaktifan siswa yang di landasi dengan penelitian psikologi belajar dalam proses pembelajarn, yang meliputi prinsip:
1. Prinsip Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya yang berasal dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya berperan sebagai pendorong atau motivator yang memberikan motivasi kepada siswa agar motif-motif positif yang ada dalam diri siswa untuk dapat dibangkitkan, dikembangkan bahkan ditingkatkan. 
2. Prinsip Latar atau konteks
Kegiatan proses pembelajaran tidak hanya terjadi dalam kekosongan atau hampa, karena siswa yang mempelajari sesuatu hal yang baru telah mengetahui hal-hal yang lama secara langsung atau tidak langsung berkaitan. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat menyelidiki pengetahuan, perasaan, keterampilan, sikap dan pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa yang akan dihubungkan dengan bahan atau materi pelajaran baru yang akan dipelajari siswa atau yang akan diajarkan guru.
3. Prinsip Keterarahan Kepada Titik Pusat Fokus Tertentu
Pembelajaran yang telah direncanakan dalam suatu bentuk atau pola tertentu akan mampu mengkaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran, titik pusat atau focus dapat tercipta melalui upaya untuk merumuskan masalah yang hendak dipecahkan, merumuskan pertanyaan yang akan dicari jawabannya dan merumuskan konsep yang hendak ditemukan melalui titik pusat yang mengarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai.
4. Prinsip Hubungan Sosial atau Sosialisasi
Dalam belajar siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya, karena ada dalam kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama.
5. Prinsip Belajar Sambil Bekerja
Pada hakikatnya siswa belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas, bekerja merupakan tuntutan pernyataan diri siswa, karena itu siswa perlu diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang sifatnya nyata yang melibatkan kegiatan otot dan otak, sehingga apa yang diperoleh siswa melalui kegiatan bekeja mencari dan menemukan sendiri tidak akan mudah dilupakan, karena tertanam dalam hati sanubari dan pikiran siswa.
6. Prinsip Individualisasi
Pada dasarnya tentu saja siswa memiliki perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, misalnya dalam kadar intelegensi, kegemaran dan bakat, latar belakang keluarga, sifat dan kebiasaan, oleh karena itu guru seyogyanya tidak memperlakukan siswa seolah-olah sama.
7. Prinsip Menemukan
Guru tidak seharusnya menjejalkan seluruh informasi kedalam benak siswa, karena pada hakikatnya siswa telah memiliki potensi dalam dirinya untuk itu, biarkanlah dan berilah kesempatan kepada siswa untuk dapat mencari dan menemukan sendiri dan informasi yang disampaikan oleh guru hendaknya di batasi pada informasi-informasi yang benar-benar mendasar dan siswa diberikan peluang untuk mencari dan menemukan sendiri, maka siswa akan merasakan getaran-getaran pikiran, perasaan dan hati, melalui getaran-getaran dalam diri siswa akan membuat kegiatan belajar tidak membosankan malah menarik minat siswa untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas dalam belajar.
8. Prinsip Pemecahan Masalah
Seluruh kegiatan siswa akan terarah memecahkannya sesuai dengan tingkat  perkembangan siswa.[3]
4. Pentingnya Aktivitas Dalam Proses Pembelajaran
Penggunaan asas aktivitas sangat besar nilainya dalam proses pembelajaran bagi guru dan siswa, hal ini karena aktivitas memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran karena:
a.    Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri
b.    Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral
c.    Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa
d.    Siswa bekerja sesuai dengan tingkat perkembangannya dan dapat meningkatkan minat belajar siswa
e.    Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
f.    Pembelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta mengurangi verbalisasi
g. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagai aktivitas mana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat
h. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat serta hubungan antara orang tua dan guru[4].
i. Guru dapat mengetahui dan dapat mengembangkan kompetensi/kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
j. Dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar.
Oleh karena itu peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dikatakan meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran, pendekatan yang berpusat pada siswa (student center), salah satunya adalah pendekatan keterampilan proses yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa kedalam situasi yang lebih kondusif karena siswa kebih berperan aktif dan lebih terbuka serta sensitif terhadap kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas belajar siswa dapat dilihat dari:
1. Mayoritas siswa melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas, seperti bertanya, menjawab pertanyaan, megeluarkan pendapat atau ide maupun saran dalam proses pembelajaran
2. Mayoritas peserta didik mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan yang terdapat dalam pendekatan keterampilan proses.
B. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Pengertian Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun mendengarkan. Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain.[5]
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie,A., 1994).
Para anggota dari tim – tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

2. Langkah-langkah penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw
 a. Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
·       Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam teknik Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
·       Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
·       Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
·       Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
·       Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.
·       Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Kelebihan dan Kekurangan strategi Pembelajaran   Kooperatif tipe   Jigsaw
 a. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Metode Jigsaw
1.  Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
·           Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
·           Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
·           Menerapkan bimbingan sesama teman
·           Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
·           Memperbaiki kehadiran
·           Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
·           Sikap apatis berkurang
·           Pemahaman materi lebih mendalam
·           Meningkatkan motivasi belajar
·           Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
·           Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
·           Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain
·           Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
2   Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut;
·           Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru
·           Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan macet
·           Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
·           Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
·           Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam akan dibahas dalam beberapa bagian, yaitu: pengertian Ilmu Pengetahuan Alam, tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan ruang lingkup mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berisi kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip semata tetapi juga merupakan suatu proses penemuan untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.[6]
2. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Adapun tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.  Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.  Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.  Mengembangkan rasa ingin tahu siswa, sikap positif dan kesadaran siswa tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.    Mengembangkan keterampilan proses untuk dapat melakukan penyelidikan terhadap alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5.  Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.  Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Dan Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Adapun ruang lingkup mata pelajaran di SD/MI meliputi:
1.  Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
2.  Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi benda cair, benda padat dan benda gas.
3.  Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya.
4.  Energi dan perubahannya: gaya, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.[7]
D.  Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara mengenai rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada fakta empiris.[8]
Hipotesis dalam penelitian ini, menggunakan hipotesis kerja dengan memberikan suatu tindakan tertentu yang dapat dikemukakan sebagai berikut:
“penerapan strategi kooperatif tipe Jigsaw Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling”.


BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Objek Tindakan
Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Oleh Karena itu, yang menjadi fokus tindakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang yang berjumlah sebanyak 15 orang siswa dengan komposisi 2laki-laki dan 13 perempuan dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
B. Setting Objek Penelitian
Setting objek penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu pelaksanaan penelitian dan siklus dalam penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.



2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih selama tiga bulan dari minggu ke-1 bulan april tahun 2013 sampai dengan minggu ke-4 bulan mei tahun 2013.
3. Siklus Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus untuk mengetahui dan mendapatkan data mengenai aktivitas belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling, yang meliputi beberapa kegiatan inti dengan menerapkan langkah pelaksanaan penelitian model Kemmis dan       Mc Taggart,[9] yang dapat digambarkan sebagai berikut:









 












                                                    
C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini, untuk mendapatkan dan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.[10] Teknik observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan narasumber untuk memperoleh informasi dari sumber data.[11] Untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penerapan Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, pada pelaksanaan roses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikelas.
c. Tes
Tes instrument pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran, tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.[12]
Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mengetahui data atau informasi mengenai profil sekolah dan data-data yang lain yang dapat mendukung peelitian ini.
2.  Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:
a. Observasi
Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar siswa dan kegitan guru dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b. Wawancara
Menggunakan lembar panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan teman sejawat atau kolaborator tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
c. Tes
menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
d. Studi Dokumentasi
Mengunakan Lembar dokumentasi dari guru mata pelajara Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Langkah-langkah Pengumpulan Data
Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart dalam perencanaanya menggunakan sistem refleksi diri yang terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (action)
3. Pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
Dalam penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah:
Pertama:
Observasi atau pengamatan sebagai gambaran keadaan pertama untuk mengetahui penerapan Strtegi kooperatif tipe jigsaw, dengan rincian sebagai berikut:
a.          Menganalisis rencana pelaksanaan  pembelajaran IPA
b.          Mengobservasi kondisi kelas
c.          Mengobservasi kegiatan siswa
d.          Mengobservasi cara mengajar guru
e.          Respon atau tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran IPA
f.          Pengusaan materi ajar siswa dan guru
g.          Pelaksanaan evaluasi belajar.
Kedua:  
Dari hasil pengamatan pada tahap pertama kemudian tim peneliti merancang tindakan atau tahap perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
Ketiga: 
Melaksanakan kegiatan atau tahap pelaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disertai dengan tahap observasi dengan menggunakan lembar observasi mengenai:
a.  Prilaku siswa
b.  Proses pembelajaran
c.  Aktivitas belajar
d.  Perubahan-perubahan yang terjadi
Keempat:     
Berdasarkan hasil pemantauan berdasarkan observasi yang telah di lakukan terhadap pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di tahap pelaksanaan, dapat di refleksikan terhadap rencana awal, untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan, permasalahan yang ada, mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
Kelima:    
Dari hasil refleksi, dapat dibuat revisi untuk perbaikan rencana awal untuk siklus berikutnya (replaning).
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, Langkah-langkah penelitian di atas dilakukan dalam 2 siklus, sehingga dapat ditemukan informasi dan data yang obyektif, valid dan konsisten.
4. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dari lapangan berupa data hasil dari beberapa instrument pengumpulan data, akan dianalisis dari pelaksanaan penelitian persiklus. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan teknik triangulasi data.[13]
Teknik triangulasi merupakan suatu cara untuk mendapatkan data yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah dalam menggambil keputusan, hal ini dilakukan karena masing-masing instrument pengumpulan data memiliki kekurangan dan kelebihan.
 Untuk itu diperlukan data-data sebagai berikut, kemudian data-data ini diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Mereduksi Data
Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data, ini berguna untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah diperoleh. Lengkah ini Merupakan kegiatan untuk menyeleksi data dan menggelompokkan data sesuai dengan fokus permasalahan yang dapat memberikan gambaran tentang hasil penelitian.
2.   Mendeskripsikan Data
Data-data yang telah diseleksi kemudian di klasifikasi berdasarkan tujuan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mengolah data menjadi bermakna dan mengambil keputusan berdasarkan presentase keberhasilan. Dengan tahapan observasi, perencanaan dan rancangan penerpan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. (sesuai dengan langkah-langkah strategi Jigsaw), diskusi dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus dalam penelitian ini.
3.  Analisis dan Interpretasi data
Analisis dan Interpretasi data dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian dan mengetahui keberhasilan dari pengimplementasi penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan rumus persentase keberhasilan yang dinyatakan dalam angka persentase. Dilakukan dengan cara membagi antara (F) dan (N) dan dikali dengan 100, dengan rumus sebagai berikut:
                       F
P =        X 100
N
Keterangan:
P = Persentasi nilai aktivitas belajar siswa
F = Jumlah siswa yang aktif dalam belajar
N = Jumlah siswa keseluruhan.
Untuk menentukan kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling dapat ditentukan dengan persentase sebagai berikut:
a.    81-100% sangat efektif
b.    61-80% efektif
c.    41-60% cukup efektif
d.    21-40% kurang efektif
e.    0-20% tidak efektif.[14]
4.  Kesimpulan
Setelah data-data yang ada di analisis dan diinterpretasikan kemudian di ambil kesimpulan. Kesimpulan merupakan pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan di mana kesimpulan tersebut diarahkan pada pokok permasalahan yang diteliti.
 Pengambilan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap, pertama berupa kesimpulan sementara, dengan bertambahnya data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada.
 Disamping itu juga dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu observer.
Perkembangan setiap siklus dapat diamati pada hasil penganalisisan data. Bila dalam kegiatan penelitian yang dilakukan sudah sesuai dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang sudah direncanakan, maka tujuan sudah tercapai.
Dengan demikian, melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat direkomendasikan sebagai salah satu cara peningkatan pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata Ilmu Pengetahuan Alam.
















BAB IV
HASIL PENELITIAN 
A. Penjelasan Persiklus
Hasil dan pembahasan penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan dalam dua siklus dalam pelaksanaan penelitian sebagai mana dipaparkan sebagai berikut. 
1.  Siklus Pertama
Siklus pertama terdiri dari empat tahap yakni, perencanaan, observasi, pelaksanaan dan refleksi serta replaning, sebagai berikut:
1.  Perencanaan
a.          Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menetukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b.          Membuat Silabus pembelajaran
c.          Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
d.          Membuat Lembar Kerja Siswa
e.          Membuat media pembelajaran
f.          Membuat Instrumen yang digunakan dalam siklus penelitian
g.          Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2.  Pelaksanaan.
       Pelaksanaan awal pada siklus pertama berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sudah sesuai dengan rencana yang telah direncanakan, hal ini dikarenakan siswa:
a. Sebagian siswa memhami dengan kondisi pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam didalamnya.
b.  Sebagian siswa sudah bersikap aktif dalam mengikuti proses pembelajaran IPA.
     Hal ini dapat dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
a. Guru memberikan pengertian dan motivasi kepada siswa untuk berani bertanya, mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun dari teman.
b. Guru membantu siswa yang belum memahami langkah-langkah pelaksanaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran.
Kemudian guru melaksanaan tindakan sebagai berikut:
a.Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, mengenai materi yang akan diajarkan.
b.Guru membagi siswa dan siswinya menjadi tiga kelompok yang terdiri dari lima orang siswa perkelompok.
c.Masing-masing kelompok diberikan tugas untuk melakukan diskusi dan mengikuti petunjuk yang telah diberikan guru untuk menyelesaikan tugas tersebut.
d.Guru mengamati kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas yang sedang dilakukan siswa dan memberikan bimbingan apa bila terdapat siswa yang sedang mengalami kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugasnya.
e.Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kepada masing-masing kelompok ahli untuk menyampaikan hasil diskusi kepada kelompok asal secara bergantian.
f.Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi siswa, guru menjelaskan materi dan menyempurnakan hasil pengamatan siswa.
Pada akhir pelaksanaan siklus pertama berdasarkan hasil pengamatan guru, peneliti dan kolaborator/teman sejawat dapat disimpulkan bahwa:
a.  Siswa mulai berani untuk mengeluarkan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru maupun dari temannya sendiri.
b.  Siswa mulai terbiasa melakukan pembelaran dengan strategi kooperatif tipe Jigsaw.
3  Observasi dan Evaluasi
Berikut ini akan dipaparkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil evaluasi siklus I.
a.    Hasil Observasi Awal dan Siklus I
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada proses belajar mengajar IPA kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang sebelum penelitian dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. diperoleh hasil sebagai berikut:
Dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas belajar siswa pada siklus pertama pada mata pelajaran IPA di IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling, dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup aspek menyimak informasi guru, Melakukan kegiatan Bertanya kepada guru, Bertanya jawab antar siswa, Kerja kelompok, Kerja individu, Melakukan diskusi,   Mencatat informasi dari teman dan guru, Menjawab pertanyaan dari guru, Memanfaatkan bahan belajar, Menulis hasil diskusi , Melaporkan hasil diskusi dan Menyampaikan.
4.Refleksi (Reflecting)
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus ke-1 adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV sudah mengarah kearah yang lebih baik.
2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa juga berdampak pada melaksanakan evaluasi terhadap kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran IPA.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas yang ditemukan penulis sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV di SDN. 009. Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling.
B. Saran
Setelah terbuktinya strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, maka peneliti sarankan hal-hal sebagai berikut:
1.      Dalam pelaksanaan pembelajaran guru diharapkan menjadikan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai alternative untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2.      Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan pembelajaran dengan penerapan strategi ini terus dilakukan secara berkesinambungan pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam pada khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.



















DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, (2004), Pengelolaan Pengajaran, Ujung Pandang: Bintang Selatan.
Amirul Hadi dan Haryono, (1998), Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Anita Lie, (2002), COOPERATIVE LEARNING Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.
Conny semiawan, dkk, (1992),  Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional, (2007),   Standar Kompetensi Lulusan di SD, Jakarta: BSNP.
Oemar Hamalik, (2001), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Riduwan, dkk , (2005),  Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta.
S.Nasution, (2008), Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi aksara.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitan  Edisi Revisi V, Jakarta:  Rineka Cipta.
Wina Sanjaya, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Prenada Media Group.        





[1] Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran, (cet. V; Ujung Pandang; Bintang Selatan, 2004), hlm. 32.
[2]S.Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi aksara, 2008), hlm. 91
[3] Conny semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 9
[4] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.175.

[5] Anita Lie, COOPERATIVE LEARNING Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2002) hlm. 68.

[6] Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Lulusan di SD, (Jakarta: BSNP, 2007), hlm.31

[7] Depertemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 32

[8]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 80
[9]Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 54
[10]Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 129
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998) hlm. 126.
[12]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitan  Edisi Revisi V, (Jakarta:  Rineka Cipta, 2002), hlm. 206.
[13]Wina Sanjaya, Op.,cit, hlm.112
[14]Riduwan, dkk., Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 89.